Kisah Sang Penjual "Es Goyang"

....Yang gengsi, Sang tua tanpa regenerasi.

Pada zamannya siapa yang nggak tahu dengan "Es Goyang" tersebut. Es panjang yang ditusuk dengan bambu seukuran lidi dan dilumuri coklat, menjadi menarik minat pembeli saat itu.

Seiring perkembangan zaman dan juga gengsi para pembeli, kini sang penjual "Es Goyang" semakin sulit kita temui.

Dan tanpa sengaja saat tugas Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Minggu 11 Februari 2018. Dari kejauhan saya melihat sosok tua sedang asik menggoyangkan gerobaknya, ternyata dialah sosok penjual es goyang yang masih eksis dikota besar seperti Jakarta.

Sedikit obrolan saya buka "Nah ini nih es jadul yang sekarang sulit kita temui...
Sang tua pun menjawab,, "iya dek, seiring perkembangan sekarangmah sudah mulai jarang yang jual begitu pula peminatnya.
Dengan sedikit tambahan kata-kata,, "apalagi zaman sekarang mana mau anak muda jualan seperti bapak.
Saya pun bertanya lagi,, "bapak asli Jakarta? Beliau jawab,, bukan dek, bapak dari kota Garut.
Kembali bertanya,, "untuk satu potong es harganya berapa pak? Beliaupun menjawab,, 5 ribu rupiah dek.

Harga yang cukup terjangkau jika melihat dari perjuangannya, terlebih menjaga lestari kuliner asli Indonesi.

Buat sosok tua penjual "Es Goyang" semoga senantiasa diberikan kesehatan serta kelancaran dalam usahanya... Aamiin.

Meski terkadang pedagang kecil harus tersingkir untuk dan lokasi berjualannya.

posted from Bloggeroid

No comments:

Powered by Blogger.